Memperlihatkan grafik buruk di awal kompetisi musim ini, Chelsea secara mengejutkan justru mengambil keputusan resmi untuk memecat Thomas Tuchel.
Tentu, keputusan dari The Blues itu telah membuat banyak orang bingung lantaran dia sosok yang berhasil menyumbangkan beberapa trofi seperti Liga Champions, Piala Dunia Antar Tim serta Piala Super.
Meski demikian, keputusan Chelsea untuk menyudahi kebersamaannya dengan Thomas Tuchel terjadi sesudah mereka dikalahkan Dinamo Zagreb dengan skor tipis 1 – 0 pada pertandingan pertamanya di Grup E Liga Champions musim ini.
Tak hanya itu, kekalahan ini juga membuat tim asal London Barat itu sudah menelan tiga kekalahan, satu hasil serta tiga kemenangan dari tujuh pertandingan terakhir.
Dari yang dilansir website resminya, Chelsea pun mengumumkan soal keputusannya tersebut. “Pada hari ini, kami tak lagi menjalin kerja sama dengannya. Terlebih, seluruh orang disini ingin menyampaikan terima kasih kepada dia beserta staf kepelatihannya untuk seluruh kontribusinya selama ini.”
“Selain itu, dia berhak untuk mendapatkan tempatnya di dalam sejarah tim ini sesudah memenangi beberapa gelar bergengsi.”
Alasan Dibalik Pemecatannya
Terlepas dari itu, selain sederet hasil buruk yang didapatkan Chelsea, masih ada beberapa faktor lagi dibalik pemecatan Thomas Tuchel kemarin. Untuk yang pertama, pria berusia 49 tahun ini sempat terlihat berselisih dengan Todd Boehly selaku pemilik anyar Chelsea soal perekrutan pemain baru di detik-detik akhir jendela transfer pemain pada musim panas kemarin.
Buktinya, Thomas Tuchel dengan lantang menolak ide dari pemilik baru timnya itu saat ingin menghadirkan bintang Manchester United yakni Cristiano Ronaldo.
Ya, dia menyebut kalau kemampuan dari peraih enam penghargaan Ballon d’Or itu sudah memperlihatkan penurunan.
Meski demikian, pernyataan dari Thomas Tuchel itu justru berbanding terbalik dengan rencana Todd Boehly yang ingin menjadikan CR7 sebagai investasi timnya di masa depan. Terlebih, dia juga tahu kalau nama Cristiano Ronaldo nantinya bakal sanggup meningkatkan lagi pendapatan timnya.
Untuk yang kedua, Thomas Tuchel sempat diisukan menjadi dalang dibalik perpecahan ruang ganti timnya semenjak pra-musim kemarin. Titik puncaknya, situasi ini terlihat sesudah Chelsea ditumbangkan Dinamo Zagreb.
Menurut Mason Mount, dia menyebut kalau pelatihnya itu terlihat aneh saat mendiamkan seluruh rekan setimnya setelah pertandingan tersebut berakhir.
Tak hanya itu, kebencian dari seluruh pemain Chelsea juga makin menumpuk sesudah Thomas Tuchel sering menyalahkan para pemainnya di depan publik.
Faktor Lainnya
Yang ketiga, keputusannya untuk melepas dan menghadirkan pemain baru ke timnya juga dinilai sudah gagal. Buktinya, dia dianggap telah salah saat melepas Tammy Abraham yang sebenarnya sudah dijadikan aset berharga untuk Chelsea. Hasilnya, penyerang asal Inggris itu kini makin bersinar karirnya bersama AS Roma.
Kemudian, keputusannya untuk memulangkan Romelu Lukaku juga dianggap sebagai kesalahan besar. Dikarenakan, dia gagal untuk mengoptimalkan kemampuan dari penyerang berpostur jangkung itu sesudah menebusnya dengan mahar besar.
Selain kedua nama itu, Hakim Ziyech serta Kalidou Koulibaly juga disebut tidak cocok dengan skema permainan Chelsea. Terbukti, kontribusi dari keduanya gagal untuk menghindarkan kekalahan timnya kemarin.
Bahkan, Pierre-Emerick Aubameyang selaku rekrutan barunya juga harus mendapatkan kenyataan pahit lantaran dia gagal menorehkan debut manis di pertandingan perdananya bersama Chelsea.
Tak pelak, seluruh faktor ini membuat Todd Boehly pada akhirnya memantapkan keputusannya untuk menyudahi kerja samanya dengan Thomas Tuchel. Menariknya, keputusan ini diambil tepat 100 hari di masa kepemimpinannya.