Sebenarnya, Apa Masalah dari Manchester City?

Bolafansclub.com – Manchester City kian jauh dari trofi Premier League musim ini. Terutama setelah mereka tumbang atas rival sekotanya, Manchester United.

Seperti yang diketahui, skuat asuhan Josep Guardiola itu kalah atas Manchester United dengan skor 1-2. Hasil tersebut membuat mereka kini tertinggal 14 poin dari Liverpool yang sukses mengalahkan Bournemouth 3-0.

Pemandangan ini sangat kontras dengan apa yang terjadi pada dua musim kemarin, di mana Manchester City keluar sebagai pemenang Premier League. Mereka tampak begitu perkasa pada waktu itu.

Contohnya saja pada musim 2018/19, di mana City berhasil meraup 100 poin dan unggul jauh dari penghuni posisi dua. Lalu di musim kemarin, mereka menjadi juara kendati the Reds hanya menelan satu kekalahan di sepanjang musim.

Masalah di Posisi Sentral Bek

Sektor bek tengah merupakan krisis utama Manchester City musim ini. Pada musim panas kemarin, mereka kehilangan Vincent Kompany dan gagal mendapatkan penggantinya.

Cedera panjang yang dialami Aymeric Laporte membuat krisis kian parah. Seperti yang diketahui, pemain berdarah Prancis tersebut mengalami cedera ACL yang memaksanya menepi hingga tahun 2020 mendatang.

Guardiola berusaha menggantinya dengan Fernandinho. Eksperimen itu berhasil. Namun tandemnya, seperti John Stones dan Nicolas Otamendi, belum cukup baik untuk menjadi pendamping Fernandinho di jantung pertahanan.

Kehadiran Rodri pun membuat situasinya kian memburuk. Pria berkebangsaan Spanyol itu punya kualitas, tetapi masih beradaptasi dengan Premier League. Alhasil kehadirannya pun belum cukup untuk menggantikan Fernandinho di lini tengah.

Bek Kiri

Krisis bek tengah diperparah oleh masalah besar yang terjadi di sektor kiri pertahanan. Benjamin Mendy yang baru saja kembali usai mengalami cedera parah tak bisa memberikan dampak yang instan.

Guardiola sudah mencoba sejumlah nama, seperti Oleksandr Zinchenko dan Fabian Delph. Sayang percobannya itu tidak memberikan hasil.

Manchester City kemudian mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan Joao Cancelo dari Juventus. Namun sampai sekarang, pemain berkebangsaan Portugal itu lebih banyak duduk di bangku cadangan.

Liverpool

Liverpool menjadi masalah bagi Manchester City. Klub asuhan Jurgen Klopp tersebut terus memberikan tekanan kepada mereka dengan semangat kuat untuk meraih gelar Premier League pertamanya setelah sekian tahun.

Pada musim kemarin, mereka memaksa Manchester City berjuang sampai laga terakhir untuk mendapatkan trofi. Bahkan pada akhirnya, the Citizens hanya mengungguli Liverpool dengan satu poin saja.

Eropa masih nampak jauh dari genggaman Manchester City, namun semangat untuk memenangkan gelar Premier League mulai redup. Jika tidak, semangat itu masih kalah dari milik Liverpool.

Masa Depan Guardiola di Manchester City

Spekulasi soal masa depan Guardiola terus jadi pembicaraan. Kontraknya akan selesai pada akhir musim depan, di mana dirinya akan bertahan lebih lama di City ketimbang Bayern Munchen ataupun Barcelona.

Keraguan semakin terlihat jelas jika menyangkut ke masalah keluarga. Sang istri, Cristina, beserta anak perempuan yang paling kecil diketahui sudah pindah kembali ke Spanyol di bulan September lalu.

Sejumlah klub besar pun dikabarkan sedang tertarik untuk mendapatkannya. Pada musim panas kemarin, Juventus merupakan tim yang disebut paling getol untuk menjadikan dirinya sebagai pengganti Massimiliano Allegri.

Menurunnya Kualitas David Silva

Tidak bisa dimungkiri bahwa David Silva merupakan salah satu pemain terbaik di Premier League beberapa tahun terakhir. Tak hanya itu, ia juga merupakan sosok kunci dalam keberhasilan Manchester City meraih trofi.

Namun umur tak bisa dilawan. Sekarang usianya sudah mencapai 33 tahun dan kualitasnya pun semakin digerogoti oleh kondisi fisik yang terus menurun.

Kendati demikain, Guardiola tetap ngotot menggunakan jasa Silva dalam tiga pertandingan dengan selisih beberapa hari saja. Melupakan Phil Foden yang memiliki potensi besar kendati masih belia.

Tidak hanya itu, Silva juga tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang besar. Ia ditunjuk sebagai pengemban ban kapten usai era Vincent Kompany berakhir. Jika tidak besar, Silva tidak memiliki pengaruh sekuat pria asal Belgia tersebut.