Rossi Berpesan Jangan Sampai Tim Yamaha Tersandera

Bolafansclub.com – Karier Valentino Rossi secara umum berada dalam situasi yang dilematis. Pertama, sebagai seorang pembalap ia harus menjalankan tugasnya dengan baik dan mengangkat nama baik tim Monster Energy Yamaha.

Di sisi lain, Rossi harus realistis dengan situasi saat ini. Dia sudah tak lagi muda, sebab pembalap berjuluk The Doctor bakal berusia 41 tahun pada 14 Februari 2020.

Dengan kata lain, akan ada banyak hal yang harus dipikirkan. Sebab, tahun ini menjadi penentu bagi karier Rossi. Dia harus memutuskan apakah menerima tantangan untuk melanjutkan balapan atau pensiun secara permanen dari dunia balap MotoGP.

Jika Rossi memutuskan untuk melanjutkan balap, Yamaha harus memilih memiliki tiga pembalap untuk dua motor resmi. Ini adalah skenario terburuk untuk pabrikan Jepang, tetapi pertama-tama mereka harus menunggu keputusan Valentino.

“Saya perlu waktu untuk memahami apa yang harus dilakukan. Dia akan berbicara dengan Lin Jarvis dan Yamaha untuk mencari tahu apa yang mereka pikirkan. Sayangnya, semuanya diputuskan pada awal tahun di MotoGP ini,” kata Rossi dikutip dari La Gazzetta dello Sport, Rabu (8/1).

Selain mencari solusi dengan Jarvis dan tim Yamaha, Rossi juga meminta pendapat dari orang terdekatnya, termasuk orangtuanya. Dikatakan, semuanya memberikan dukungan sepenuhnya kepada The Doctor untuk melanjutkan balapan.

Tapi Rossi merasa harus realistis. Jika ia memilih untuk melanjutkan, maka dia harus lebih kompetitif ketimbang tahun lalu.

“Saya juga berbicara dengan ayah saya, ibu saya, Alberto Tebaldi (teman dan manajer di VR46), Uccio Salucci (tangan kanannya) dan Carlo Casabianca (pelatih fisiknya). Orang tua saya ingin saya melanjutkan, dan yang lainnya juga. Tetapi Anda harus realistis. Saya ingin melanjutkan, tetapi saya harus lebih kompetitif dari tahun lalu. Kalau tidak, lebih baik berhenti, dan tidak apa-apa,” beber Rossi.

Belum lama ini Yamaha mengatakan bahwa mereka masih percaya dengan mental juara yang dimiliki Rossi. Namun pemilik nomor 46 itu menggarisbawahi lebih baik tim tidak merasa tersandera.

“Lebih baik mereka tidak merasa disandera dan penting bahwa mereka masih percaya pada daya saing saya. Ini adalah kehormatan besar dan sesuatu yang istimewa bagi pembalap untuk pensiun ketika dia memutuskan.”