Revisi Komposisi Skuat SEA Games 2019, Kemenpora Kombinasikan Senior-Junior

Jakarta – Kemenpora merevisi komposisi skuat kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 Filipina. Kini, mereka berencana menurunkan kombinasi atlet senior dan junior.

SEA Games ke-30 digelar di Filipina, 30 November sampai 9 Desember 2019. Pelatnas SEA Games belum dimulai Kemenpora masih mematangkan komposisi atlet ke SEA Games itu. Sempet menyebut hanya bakal menurunkan atlet junior, pemerintah mengubahnya.

“Kemungkinan atlet yang dikirim tidak murni semuanya pelapis tapi ada mix juga dengan atlet elite sesuai dengan kebutuhan cabornya,” kata Gatot S. Dewa Broto di Kantor Kemenpora, Senayan.

Menurut Gatit keputusan itu diubah setelah mendapatkan saran dari pengurus cabang olahraga. Sebagai contoh, senam tak memiliki banyak atlet senior. Rifda Irfanalutfi menjadi satu-satunya andalan senam untuk meraih medali emas di berbagai multievent, termasuk SEA Games.

Revisi Komposisi Skuat SEA Games 2019, Kemenpora Kombinasikan Senior-Junior

Revisi Komposisi Skuat SEA Games 2019, Kemenpora Kombinasikan Senior-Junior

“Kami menampung aspirasi pemberitaan. Kan sempat pro kontra juga, ada yang mendukung tapi ada yang tidak, ada yang menyarankan mix juga. Kami tak menutup diri, kami lihat kecenderungannya,” katanya.

“Pertimbangan kami juga karena target kami sebetulnya Asian Games dan olimpiade. SEA Games hanya kami jadikan sebagai sasaran antara. Dan konsekuensi ini jika atlet elit semua yang kami turunkan kemudian peringkat Indonesia ternyata segitu-segitu saja apa kata orang? Kemarin Asian Games saja, Asia Tenggara saja kita libas. Makanya cara paling enak, ini lah kesempatannya,” ujar Gatot.

Berkaca dari persiapan SEA Games sebelumnya pemerintah selalu inkonsisten dalam menerapkan aturannya. Nah, agar hal tersebut tak berulang Gatot mengatakan Kemenpora akan menyiapkan regulasi khusus dalam bentuk Peraturan Menteri.

“Di dalam regulasinya nanti menyebutkan berapa jumlah atlet yang dikirim? Tapi lebih ke persyaratan yang dikirim ke SEA Games itu kriterianya apa? Lalu kondisi, misalnya tak semata-mata pelapis tapi back up-nya, atlet unggulannya, apakah hanya di beberapa cabor tertentu. Dengan ada aturan ini lebih ketat dan konsisten,” kata Gatot.