PSSI Tak Beri Rekomendasi Piala Presiden Tahun Depan

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berencana tidak akan merekomendasikan Piala Presiden untuk digelar pada 2019. Piala Presiden biasa digelar sebagai turnamen pramusim. Sampai dengan saat ini Piala Presiden sudah tiga kali digelar sejak 2015. PSSI tidak akan merekomendasikan ajang Piala Presiden pada tahun depan lantaran turnamen Piala Indonesia musim ini baru berakhir pada April 2019.

“Kalau dari kami tidak merekomendasikan lagi Piala Presiden. Makanya sebagai pengganti Piala Presiden itu ya ini, Piala Indonesia,” kata Direktur Hubungan Media dan Promosi Digital PSSI Gatot Widakdo.

Kompetisi level elite Liga Indonesia atau Liga 1 2018 baru saja berakhir pada 9 Desember. Meski demikian babak 64 besar Piala Indonesia terus berlangsung. PSSI merencanakan Piala Indonesia sudah memasuki babak 32 besar pada Januari mendatang. Mepetnya jadwal turnamen tersebut membuat para pemain tidak memiliki waktu istirahat yang cukup. Kendati begitu Gatot memandang situasi ini sebagai tantangan bagi klub-klub di Indonesia untuk pintar-pintar mengatur pemain.

PSSI Tak Beri Rekomendasi Piala Presiden Tahun Depan

PSSI Tak Beri Rekomendasi Piala Presiden Tahun Depan

“Kami juga menantang klub, mereka kan punya banyak pemain dan turnamennya banyak. Seperti Persija [Jakarta] kan tidak masalah, habis juara pergi ke Bali dan mengatur pemainnya yang pergi bermain. Artinya begini: Kalau klub keberatan, pastinya klub akan menolak Piala Indonesia,” ucap dia.

“Tapi kan klub tidak menolak, klub semua menerima ada kompetisi Piala Indonesia yang menjadi salah satu program federasi. Kami sampaikan juga ke AFC dan FIFA bahwa Piala Indonesia ini melengkapi semua perlengkapan dan persyaratan kompetisi dari AFC dan FIFA,” ujar Gatot.

Persija jadi juara Liga 1 usai mengalahkan Mitra Kukar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 9 Desember. Empat hari kemudian, tim berjulukan Macan Kemayoran tersebut pergi ke Bali untuk melakoni laga Piala Indonesia melawan Bogor FC di Stadion I Wayan Dipta.

Dalam laga tersebut, pelatih Persija Stefano ‘Teco’ Cugurra menurunkan seluruh pemain cadangan yang tidak bermain dalam pertandingan lawan Mitra Kukar.

“Akhir tahun ini [Piala Indonesia] selesai 64 besar, Januari mulai lagi. Pokoknya kami rencanakan ini sebelum Liga 1 bergulir sebagai pemanasan buat pertandingan Liga 1. Bagaimana dengan istirahat pemain? Saat liburan Natal,” tutur Gatot.

Rusuh di Piala Indonesia

Sama seperti kompetisi lain, Piala Indonesia tak luput dari peristiwa kerusuhan dalam pertandingan. Kerusuhan terjadi dalam laga PSIM Yogyakarta vs PS TIRA pada babak 64 besar Piala Indonesia 2018 yang digelar di Stadion Sultan Agung.

Laga antara PSIM dan PS TIRA sebenarnya berjalan relatif terkendali. Namun, setelah PS TIRA membuat gol kedua, para suporter mulai masuk ke lapangan saat pertandingan memasuki menit ke-80. Laga terpaksa dihentikan saat PS TIRA unggul 2-0.

“Diberhentikan, tapi kan kedua manajer akhirnya sepakat bahwa pertandingan itu selesai. Jadi ya memang itu diputuskan, ya sudah yang menang jadinya PS TIRA. Pasti ada [sanksi], kan ada Komdis yang dapat semua laporan dari jalannya match commissioner,” ujar Gatot.

“Sabar, Komdis sidang setiap pekan. Pasti keluar [sanksi] kok. Sanksinya tidak bisa dikira-kira, kami belum tahu apa saja [pelanggarannya] dan seberapa berat/ringan,” ujarnya melanjutkan. Gatot pun menyayangkan kerusuhan tersebut. Keributan suporter itu, lanjut dia, kali pertama terjadi di Piala Indonesia.

“Karena dari awal 128 besar sampai 64 besar lancar-lancar saja. Prosedur sudah kami sampaikan semua kepada semua panpel mengenai keamanan stadion, keamanan pertandingan, MCM, pemilihan wasit dan perangkat pertandingan lainnya. Kalau memang itu tidak sesuai atau ada kesalahan dari wasit dalam mengambil keputusan, pasti kami akan berikan catatan kepada kinerja wasit,” ucap Gatot.