Pasca penampilannya membela timnya di Timnas U-19, netizen kritik Ronaldo Kwateh yang dinilai bermain sangat individu. Aksi pemain Madura United tersebut pada Skuat Garuda Nusantara pertama yang saat itu melawan Vietnam di fase grup menuai protes. Betulkah dia ingin menang sendiri?
Netizen Kritik Ronaldo Tuai Ketidakpuasan Supporter
Dalam laga melawan Vietnam yang berlokasi di Candrabhaga Bekasi pada Sabtu, 2 Juli 2022, kedua tim bermain imbang tanpa gol. Hal tersebut tentunya membuat kedua pendukung tim tersebut sangat harap-harap cemas siapa yang mampu memasukkan gol di menit-menit terakhir pertandingan.
Saat itu Ronaldo Kwateh bermanuver bersama Hokky Caraka pada lini depan. Namun kolaborasi tersebut malah menuai sejumlah ketidakpuasan yang mana sebabkan para netizen kritik Ronaldo. Pria ini bahkan menuai kritikan di sejumlah media sosial yang memuat berita pertandingan tersebut. Netizen menganggap Ronaldo terlalu egois.
Ronaldo kerap melakukan penyelesaian permainan sendiri dibandingkan membagi guliran bola pada rekannya yang memiliki posisi lebih potensial. Hal tersebut merupakan PR serius yang harus ditangani pelatih Shin Tae-Yong pada Timnas Indonesia U-19.
Netizen kritik Ronaldo bilang dia harus turunkan ego
Memang pada dasarnya pengalaman Ronaldo lebih banyak dibandingkan striker lain yang tergabung ke dalam Timnas Indonesia U-19. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab partnernya yakni Hokky Caraka menggantikan striker muda Persija yakni Teuku Razzaa Fachrezi.
Namun tetap saja hasilnya tidak terlalu memuaskan. Terbukti dari tidak adanya gol yang diciptakan tim. Kegeraman penonton pun berujung pada netizen kritik Ronaldo.
Apabila tidak melaksanakan rotasi pada Ronaldo, pilihan lainnya yakni mencari tandem yang sehati dan dapat mengimbanginya. Tetapi meski begitu, Ronaldo tetap harus menurunkan egonya agar tercapai harmonisasi pada permainan sehingga kerja sama tim menjadi semakin solid. Apalagi kerja sama tersebut untuk menguatkan lini depan.
Seharusnya pada saat melawan Brunei Darussalam, solidaritas formasi lini depan bisa lebih diperkuat untuk mendulang kemenangan. Ditambah mengingat kemampuan Brunei masih di bawah Indonesia.
Menilik era permainan 2013
Pada 2013 silam, Timnas Indonesia U-19 sempat menyabet Piala AFF U-19. Penghargaan tersebut merupakan yang pertama yang berhasil diperoleh Skuad Garuda Junior. Era tersebut dinilai sebagai masa-masa kejayaan di bawah naungan Indra Sjafri yang mana Timnas mampu bermain kolektif.
Tidak mengherankan jika permainan tersebut mampu membuat orang-orang bertepuk tangan kagum. Kerja sama di setiap barisan, keakuratan lemparan umpan satu dan dua, serta determinasi permainan sempat menjadi yang terkompak untuk level U-19. Ini merupakan hasil paling gemilang sepanjang sejarah Indonesia mengikuti ajang tersebut.
Pada era tersebut, belum terlihat adanya pemain yang menonjol pada saat permainan. Sehingga tidak terdapat netizen kritik Ronaldo atau pun pemain lainnya.
Mengingat kata Taufik Hidayat
Tidak hanya Ronaldo, pasalnya pemain Indonesia lainnya pun cenderung sulit bekerja sama dalam tim. Individualisme pemain Indonesia memang kerap menjadi sorotan. Sehingga Taufik Hidayat sempat melontarkan statement bahwa Indonesia lebih unggul di cabang olahraga yang sifatnya individual dibanding kelompok.
PR bagi timnas senior
Tidak hanya menimpa para pemain junior, netizen juga ikut memprotes permainan anggota senior seperti Irfan Jaya dan Kabuaya.
Jangan lupakan piala dunia U-20 mendatang
Selain memberikan teguran, netizen juga mengingatkan akan kualitas pemain bek Eropa di Piala Dunia U-20 periode mendatang. Jangan lengah!
PSSI tolong perbaikannya
Pasca netizen kritik Ronaldo yang berujung pada penyeretan pemain senior lain, supporter berharap adanya perbaikan kualitas pesebakbola Indonesia. Tentunya hal ini akan menambah daftar panjang rentetan PR yang harus diselesaikan PSSI.