Meski Masalah Menghadang, Mou Yakin MU Bisa Lolos ke Empat Besar

MANCHESTER – Intinya, tahun ini bukan milik Jose Mourinho. Semua yang dilakukan pelatih asal Portugal itu seperti membentur karang yang justru membuat Manchester United (MU) dipenuhi retak internal dan seperti sedang menuju tenggelam.

Ini adalah musim ketiga di mana Mourinho tak pernah bisa melewati dengan mulus. Sudah dua bulan terakhir mantan pelatih Chelsea dan Real Madrid itu terus menerus membuat konfrontasi terbuka dengan pemainnya, terutama Paul Pogba yang seperti tak pernah berhenti dikritik di area terbuka.

Laporan terbaru, Daily Mail mengatakan jika Pogba sudah menyebarkan virus kepada rekan satu tim. Tudingan itu disampaikan langsung di depan pemain lainnya. “Anda tidak menghargai pemain dan suporter. Anda membunuh mental dari orang-orang baik di sekeliling Anda,” kata Mourinho, dilansir dari Daily Mail .

Wajar jika pertanyaan besar muncul, berapa lama sebenarnya Mourinho bisa bertahan di Old Trafford? Ditambah melihat sejarahnya pada musim ketiga, yaitu Chelsea dan Madrid, perjalanan The Special One selalu berakhir dengan pemecatan.

“Kami akan kesulitan lagi membangun tim. Kami harus kembali beradaptasi dan melakukan tambal sulam untuk menghadirkan keseimbangan dalam tim,” tutur Mourinho, kepada MUTV.

Bicara tim, situasi MU memang tidak mudah. Setidaknya ada enam sampai tujuh pemain yang naik meja perawatan. Masalah terbesar ada di lini belakang. Phil Jones, Luke Shaw, Ashley Young, Victor Lindelof, Eric Bailly, Chris Smalling, Antonio Valencia, dan Matteo Darmian absen dengan alasan berbeda.

Situasi itu membuat Mourinho menempatkan Nemanja Matic sebagai bek tengah karena ketiadaan pemain di posisi tersebut. “Tapi, saya percaya tim ini memiliki semangat bertarung dan mencoba memenangkan pertandingan,” tandasnya.

Meski Masalah Menghadang, Mou Yakin MU Bisa Lolos ke Empat Besar

Meski Masalah Menghadang, Mou Yakin MU Bisa Lolos ke Empat Besar

Mourinho juga membantah jika timnya membutuhkan keajaiban untuk sekadar masuk empat besar. Menurut dia, wawancara dengan televisi Brasil yang kemudian dikutip banyak media tersebut, terutama Inggris, tidak dilihat secara utuh. Saat dia menggunakan kata miracle (keajaiban) dalam wawancara tersebut, tidak dimaksudkan benar-benar seperti itu.

Alasannya, MU hanya berjarak delapan atau sembilan poin dari tim empat besar sehingga untuk bisa ke Zona Eropa, timnya tidak membutuhkan keajaiban. Menurut Mou, yang dibutuhkan MU adalah hasil baik dan tidak membuang-buang poin sehingga masih jauh dari kata mukjizat.

Asal timnya tidak terlalu sial dengan masalah yang dimiliki dan pemain tampil lebih baik sebagai kesatuan tim, MU tentu jauh dari keajaiban untuk bisa bersaing di Zona Eropa.

“Minggu lalu sebelum menghadapi Crystal Palace, saya memberi tahu harapan dan target saya pada akhir Desember berada di posisi itu (4 besar). Target berubah. Tapi, dalam arti mari kita coba menutup jarak yang terbaik yang kita dapat dan sangat dekat dengan posisi tersebut,” ungkapnya.

Mou pun mengakui melawan Arsenal akan menjadi pertandingan yang berbeda. The Gunners datang dalam kondisi luar biasa bagus dan tidak terkalahkan dalam 19 pertandingan terakhir sehingga menjadi laga yang sulit. Berbeda saat di bawah Arsene Wenger, Mourinho dominan dari sisi head to head.

Sebelum ke Old Trafford, Arsenal membawa modal luar biasa dengan mengalahkan dua tim anggota big four, Chelsea dan Tottenham Hotspur. Kemenangan melawan Chelsea sekaligus menempatkan The Gunners sebagai tim pertama yang berhasil menjinakkan The Blues di era Maurizio Sarri.

“Ini menjadi tantangan besar bagi kami. Ini juga bisa menjadi penegas tentang situasi positif yang kami alami atau justru kami masih membutuhkan banyak perbaikan,” kata Unai Emery.

Pelatih asal Spanyol itu mengatakan sulit meraih kemenangan di Old Trafford. Pasalnya, mereka adalah tim besar dengan pemain besar serta memiliki atmosfer yang membuat tekanan tersendiri terhadap lawan. Tapi, semua kelebihan itu justru dianggap menarik dan motivasinya untuk membuat timnya menjadi lebih baik.