Bolafansclub.com – Mantan bintang MotoGP, Jorge Lorenzo, blak-blakan membeberkan kelemahannya selama berkarier di MotoGP. Tak disangka, ternyata titik lemah Lorenzo adalah kurang tidur.
X-Fuera –julukan Lorenzo- bisa dibilang merupakan salah satu pembalap tersukses yang pernah bertarung di dunia MotoGP. Naik ke kelas utama pada musim 2008, dia langsung bisa bersaing di papan atas klasemen bersama rekan setimnya di tim pabrikan Yamaha, Valentino Rossi.
3 Gelar Juara
Sepanjang 11 tahun kariernya di MotoGP, Lorenzo berhasil mengantongi tiga gelar juara yang masing-masing diraihnya pada musim 2010, 2012 dan 2015. Bahkan, saat menyabet trofi perdananya, dia unggul 138 poin dari sang runner up yang berseragam Repsol Honda, Dani Pedrosa.
Selain itu, pria yang kini berusia 34 tahun itu juga punya catatan gemilang di kelas 250 cc. Berkompetisi selama tiga musim, dia sukses membawa pulang dua gelar pada musim 2006 dan 2007 bersama Aprilia.
Kendati demikian, di balik kesuksesannya itu ternyata Lorenzo punya satu kelemahan yang tak diduga-duga, yakni sering tidur terlalu larut. Padahal menurut Lorenzo, jika dia bisa tidur lebih awal, mungkin dia bisa meraih lebih banyak gelar di MotoGP.
Tidur Terlalu Larut
“Saya adalah pekerja keras, ketika saya sampai di paddock saya banyak bekerja, tetapi saya punya masalah: saya tidur sangat larut,” kata Lorenzo dilansir dari Motosan, Jumat (25/3/2022).
“Jika saya lebih disiplin, tidur lebih banyak dan tidur dua jam lebih awal, saya akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Itu adalah satu-satunya titik kelemahan saya. Saya juga banyak diganggu oleh teman-teman saya yang membuat saya tidur lebih larut,” imbuhnya.
Pada akhirnya, Lorenzo memutuskan pergi dari Yamaha pada musim 2017 untuk hijrak ke tim pabrikan Ducati. Lalu, setelah dua musim bersama tim asal Italia itu, dia pindah ke Repsol Honda.
Sayangnya, mantan pembalap berpostur 171 cm itu terlalu sering cedera dan tak bisa menemukan sentuhan terbaiknya bersama Honda dan tak pernah lagi menambah koleksi gelarnya. Alhasil, dia memilih untuk gantung helm pada akhir musim 2019 dan meneruskan karier sebagai pembalap tes Yamaha sebelum akhirnya melanjutkan perjalanannya sebagai komentator MotoGP 2022.