Bolafansclub.com – Nama Andhika Ramadhani tengah menjadi buah bibir. Itu berkat aksinya menyelamatkan gawang Persebaya Surabaya dari gempuran barisan penyerang Persija Jakarta pada pekan ke-9 BRI Liga 1 2021/2022.
Andhika Ramadhani melakukan banyak penyelamatan krusial ketika tim Kota Pahlawan mengalahkan Persija 0-1 di Stadion Manahan, Solo. Dia juga membuat Marko Simic tak berkutik lewat aksinya di bawah mistar gawang.
Kiper kelahiran 5 Januari 1999 tersebut juga tercatat melakukan 6 penyelamatan penting melawan Persija. Jumlah save-nya terus bertambah seiring kepercayaan yang diberikan oleh tim pelatih Persebaya kepadanya.
Namun, untuk bisa menjadi salah satu penjaga gawang andalan Persebaya, Andhika Ramadhani harus melewati kerasnya perjuangan. Dia bahkan harus membagi waktu untuk membantu keluarga dan latihan.
Tidak Punya Perlengkapan Kiper
Andhika Ramadhani merupakan jebolan klub internal Persebaya Surabaya. Dia menimba ilmu sepak bola di SSB Putra Banyu Urip yang sekarang berubah nama menjadi SSB El Faza.
Namun, Andhika Ramadhani pada mulanya tidak bermain sebagai penjaga gawang. Dia pernah menjajal berbagai posisi mulai dari penyerang, sayap, gelandang, stoper hingga akhirnya disuruh jadi kiper.
Bahkan, saat diminta menjadi kiper, dia tidak punya perlengkapan penjaga gawang karena kondisi ekonomi keluarga.
“Saya tidak punya sarung tangan, tidak punya baju kiper. Terus pelatih saya bilang, sudah kamu jadi kiper aja, nanti perlengkapan saya yang kasih,” kenang Andhika Ramadhani kepada Bola.net, Rabu (27/10/2021) malam.
Memulai Karier di PS Kopa
Setelah menghabiskan masa kecilnya di SSB El Faza, pada tahun 2017, Andhika mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi dan bergabung dengan PS Kota Pahlawan (PS Kopa).
“Habis selesai dari PS Kopa, saya sempat jadi driver ojek online biar menambah penghasilan,” sambungnya.
Semusim setelahnya, Andhika mendapatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari Persebaya junior. Dia masuk dalam skuad Elite Pro Academy (EPA) Persebaya U-19.
Latihan Sambil Jaga Warkop
Namun, ketika memperkuat Persebaya U-19, Andhika Ramadhani tidak selalu tinggal di mess pemain. Dia pulang ke rumahnya agar bisa membantu orang tuanya menjaga warung kopi atau warkop.
“Kalau latihan pagi, saya tidur di mess, sorenya pulang bantu orang tua jualan. Kalau latihannya sore, pagi bantu orang tua jualan dulu, habis itu siang berangkat latihan,” jelasnya.
Sementara ketika hari Jumat dan Sabtu, dia membantu orang tuanya sekaligus menjadi tukang parkir. Rutinitas itu dilakukan karena Andhika juga harus membantu perekonomian keluarga.
Tinggal Bersama Ibu
Kesibukan Andhika juga terus berlanjut ketika dia menjadi bagian dari Persebaya U-20 maupun Persebaya senior. Dia tetap membantu orang tuanya di tengah padatnya jadwal berlatih dengan tim.
Andhika harus membantu menjaga warung kopi karena itu merupakan satu-satunya usaha keluarganya. Sejak ayahnya meninggal, Andhika hanya tinggal bersama ibu dan kakaknya.
“Meskipun capek, secapek-capeknya kita, kIta tetap membantu orang tua,” imbuh penjaga gawang 22 tahun tersebut.
Ingin Wujudkan Keinginan Ibunya Naik Haji
Sebagai bentuk pengabdian kepada orang tua, Andhika Ramadhani juga punya keinginan agar ibunya bisa naik haji. Dia bahkan mulai menyisihkan penghasilannya untuk mewujudkan cita-cita orang tuanya pergi ke tanah suci.
“Sebelum karier saya berhenti di ujung atau hitungannya pensiun, kalau mamak belum ke sana (tanah suci) kayak sudah gagal banget,” jelasnya.
Bahkan, agar orang tuanya bisa secepatnya berangkat ke tanah suci, Andhika harus menunda keinginan sendiri. Dia fokus mengumpulkan dana agar ibunya segera bisa naik haji.