bolafansclub.com – Ada yang sedih melihat bagaimana kiprah Antoine Griezmann selama berseragam Barcelona. Dia adalah pemandu bakat yang membantunya menjadi pemain Real Sociedad kala Griezmann masih muda.
Sosok pemandu bakat tersebut bernama Eric Olhats. Ia menjadi orang pertama yang menemukan talenta Griezmann dan membawanya ke Real Sociedad kala sang pemain masih berusia 13 tahun.
Tak lama setelahnya, Griezmann berhasil menembus skuat utama Sociedad. Ia bermain dalam 201 pertandingan dan berhasil mencetak 52 gol sebelum akhirnya pindah ke Atletico Madrid.
Ia mulai dikenal sebagai salah satu penyerang terbaik dunia saat memperkuat Atletico Madrid. Hal itulah yang membuat Barcelona berani menebusnya dengan harga 120 juta euro pada tahun 2019 lalu.
Ada Masalah, Griezmann?
Sayang, performanya di Barcelona tidak sesuai harapan. Griezmann hanya mampu mencetak delapan gol saja di La Liga. Torehan ini kemudian mengundang rumor bahwsanya Barcelona ingin menjualnya di musim panas nanti.
Performanya lantas membuat Olhats sedih. Dari hasil pengamatannya, ia bisa melihat kalau Griezmannt tidak menikmati perjalanannya bersama Barcelona.
“Saat dia meninggalkan Atletico Madrid, saya jadi sedih melihat kontroversinya. Saya bisa paham kenapa dia mau pindah ke Barcelona. Barca adalah Barca,” ujar Olhats kepada Mundo Deportivo.
“Pemain lain dan teman berkata bahwa permainannya akan cocok dan beradaptasi dengan sangat baik dengan cara bermain Barca, tiki-taka dan semacamnya, tapi saya tak suka performanya. Anda bisa lihat ada masalah, bahwa dia tidak menikmatinya,” lanjutnya.
Griezmann Bisa Memberikan Lebih Banyak
Olhats percaya bahwa Griezmann masih bisa menampilkan performa yang lebih baik dari sekarang. Namun, entah karena sistem permainan atau kepercayan dari rekan setim, ia jadi tak bisa mengerahkan kualitasnya.
“Saya merasa sakit karena tahu apa yang bisa dilakukan olehnya. Dia bisa memberikan lebih banyak dan dia tidak banyak berbicara. Dia coba melakukannya tanpa berkata apapun,” tambahnya.
“Kelihatannya dia tidak mendapatkan banyak operan dari pemain-pemain lainnya, atau dari sang pelatih,” tutup Olhats.