Bolafansclub.com – Laporan terbaru tentang tim Portland Trail Blazers adalah meningkatnya tensi hubungan pelatih Chauncey Billups dengan Damian Lillard. Bintang utama tim tersebut mulai hilang kesabaran. Lillard bahkan berani mendesak manajemen agar mengambil Ben Simmons, untuk memperbaiki performa timnya.
Kalah 3 Kali Berturut Turut
Trail Blazers kalah 90-102 atas LA Clippers di Moda Center, Senin malam, 6 Desember 2021, waktu Amerika Serikat. Ini jadi kekalahan ketiga berturut-turut bagi Trail Blazers. Sekarang mereka punya rekor pertandingan 11-14 dan ada di posisi ke-10 di klasemen sementara Wilayah Barat. Dan, tampaknya kekalahan tersebut memicu reaksi keras dari Damian Lillard.
Lillard berani mendesak manajemen untuk melakukan perubahan, termasuk dari sisi roster. Sepertinya ini akumulasi dari kekesalan Lillard, setelah manajemen tidak mendengarkan sarannya di awal musim lalu. Sebenarnya, Lillard sudah meminta manajemen untuk memperbaiki komposisi pemain, agar bisa bersaing di papan atas. Ternyata permintaan tersebut tidak dipenuhi.
Shams Charania dari The Athletic melaporkan bahwa manajer sekaligus presiden operasi bola basket Trail Blazers Niel Olshey sempat melakukan negosiasi dengan Philadelphia 76ers sebelum dipecat. Saat itu Olshey bersedia menukar CJ McCollum dan Nassir Little atau Anfernee Simmons untuk ditukar dengan Ben Simmons. Namun setelah Olshey dipecat, kabarnya kesepakatan tersebut batal. Karena manajemen Trail Blazers menolah menyerahkan McCollum. Sebaliknya, Sixers tetap bersikeras meminta McCollum sebagai ganti Ben Simmons.
Selain masalah pemain, Lillard awalnya meminta manajemen untuk merekrut pelatih berpengalaman. Sebaliknya, Olshey malah memilih pelatih debutan seperti Chaunchey Billups, yang jelas-jelas tidak disukai oleh Lillard. Bahkan kebencian Lillard terhadap Billups semakin besar ketika pelatih tersebut menyalahkan pemain setelah kalah dari Boston Celtics beberapa waktu lalu.
Perang Dingin
“Api kompetitif sudah tidak dimiliki tim ini. Saya belum pernah melihat tim yang pemain intinya bergantung pada bangku cadangan. Padahal seharusnya, pemain cadangan hanya mendukung tim ini saja,” kata Billups, dikutip dari ESPN.
Perang dingin antara Lillard dan Billups menyebabkan kontribusi pemain berusia 31 tahun tersebut menurun. Dari rata-rata 28,5 poin per gim musim lalu, kini menjadi 21,5 poin per gim. Akurasi tembakan tripoin Lillard turun dari 39,7 persen menjadi 30,2 persen musim ini. Lillard sendiri harus absen sampai akhir pekan nanti lantaran mengalami cedera otot perut.
Sam Amick dari The Athletic membuat dua prediksi tentang masa depan Lillard bersama Trail Blazers. Pertama, bila keinginan Lillard untuk memperbaiki komposisi tim tidak dipenuhi manajemen, maka dia bisa meminta pindah tim pada 10 Februari 2022, atau batas akhir transfer pemain. Kemungkinan kedua, Lillard akan bertahan sampai 6 Juli 2022, atau menunggu hingga dirinya bisa meminta perpanjangan kontrak maksimal senilai AS$106,6 juta atau setara 1,5 triliun rupiah untuk dua musim ke depan. Kalau kontrak tersebut tidak diberikan, maka Lillard akan terjun ke bursa pemain “free agent” di akhir musim 2021-2022.