Bolafansclub.com – Ada cerita mengejutkan di balik sukses tunggal putri Indonesia Ruselli Hartawan mengguncang SEA Games 2019 dalam debutnya yang meraih medali perak. Raihan perak di tunggal putri tersebut merupakan sebuah kejutan besar. Pasalnya, Ruselli awalnya tidak diplot bermain di perorangan. Dia masuk menggantikan posisi tunggal putri Indonesiannya, Fitriani, yang cedera.
Ternyata, Tuhan menakdirkan Ruselli mampu menggebrak persaingan tunggal putri. Satu per satu lawan dilibas menuju final. Kejutan besar dibukukan Ruselli saat menggilas unggulan pertama, Pornpawee Chochuwong dari Thailand. Ruselli menang dalam tiga game dengan skor 21-16, 10-21, 21-18. Sayang, di final, kejutan Ruselli terhenti. Dia harus mengakui keunggulan pemain Malaysia, Selvaduray Kisona.
Ruselli nyaris meraih emas ketika unggul 22-20 di game pertama. Namun, emas melayang ketika dia dipaksa kalah di dua game terakhir 14-21, 13-21 di Muntinlupa Sports Complex, Manila, Filipina.
’’Pastinya ada kecewanya karena tadi ada kesempatan buat menang setelah game pertama menang. Tapi sudah sampai di sini, bersyukur saja. Karena sudah dikasih lebih dari yang saya inginkan,” kata Ruselli dikutip dari badmintonindoneisa.org.
Kisona menjadi rival yang menyebalkan bagi Ruselli. Bagaimana tidak, dia kalah lima kali dari enam pertemuan. Laga terakhir Ruselli dengan Kisona terjadi di Piala Uber 2018. Saat itu ia juga kalah rubber game dengan skor 23-21, 21-23, 13-21.
“Bisa sampai di sini tentu puas. Tapi nggak puas juga karena tadi ada kesempatan. Karena kami permainannya tadi imbang. Saya mencoba membuang pikiran kalauhead to headnya kalah. Saya mencoba memberikan yang terbaik saja,” ungkap Ruselli.
’’Saya terlalu banyak membuka pola buat lawan dan saya juga banyak membuang bola saat posisi menyerang. Saya juga kehilangan konsentrasi. Posisi lapangan kedua juga agak menyulitkan. Karena saya menang angin, pas mau menekan bola jadinyaout,” katanya lagi.
Raihan perak SEA Games 2019 menjadi penutup musim 2019 yang manis dari Ruselli. Sebelumnya, prestasi terbaik Ruselli sebelum SEA Games hanya lolos perempat final di tiga turnamen terakhir BWF; Indonesia Masters, Macau Open dan Hong Kong Open.
Dalam karirnya, pemain peringkat 37 dunia itu baru mengantongi dua gelar di Malaysian International dan Singapore International. Namun, dengan usianya yang masih berusia 21 tahun, jalan Ruselli untuk meraih kejayaan terbentang luas.