Bolafansclub.com – Ajax Amsterdam tinggal menunggu waktu sebelum menggelar pesta perayaan menjuarai Eredivisie. Hasil imbang pada laga penutup sudah cukup bagi De Godenzonen untuk menyudahi penantian selama empat musim. Kunjungan ke markas De Graafschap di Stadion De Vijverberg, dini hari nanti, dapat dipastikan bakal diakhiri senyum bahagia pemain Ajax.
Pasalnya, tim asuhan Erik ten Hag itu secara teknis sudah menggenggam trofi Eredivisie. Ajax hampir tidak mungkin terjegal lantaran memimpin tiga poin atas PSV Eindhoven. Itu terjadi karena pada laga sebelumnya Matthijs de Ligt dkk berhasil mengalahkan Utrecht 4-1, sedangkan Boeren dihajar AZ Aklmaar 0-1.
Bukan hanya itu, Ajax juga unggul jauh soal produktivitas. Mereka sudah menghasilkan 115 gol dan kemasukan 31 kali atau +84. Sementara PSV baru menceploskan 95 kali dan kebobolan 25 gol atau +70. Artinya, Ajax memimpin hingga 14 gol dari rivalnya itu. Menurut keterangan, penentuan gelar juara Eredivisie tidak berbeda dengan kompetisi lain. Pertama, dilihat berdasarkan poin terbanyak.
Kemudian, perbedaan gol, lalu jumlah gol yang dicetak. Artinya, sekalipun nanti jumlah poinnya setara, Ajax masih unggul di butir kedua dan ketiga. “Tentu saja itu suatu keuntungan. Tapi, mari bicara tentang pertandingan. Sekarang saatnya kami harus benar-benar serius. Namun, kami juga punya kewajiban untuk menyajikan pertandingan yang menghibur,” ucap Ten Hag, dilansir Skysport.
Dengan kata lain, PSV butuh keajaiban untuk merebut urutan pertama. Agar bisa mempertahankan gelar, armada Mark van Bommel harus bisa memetik kemenangan dengan selisih gol sangat besar saat menjamu Heracles di Philips Stadion dan tentu sambil berharap Ajax kalah telak.
“Kami mengumpulkan 80 poin. Tapi, hanya menempati urutan kedua. Mungkin, saya bisa memakainya untuk menulis cerita indah. Tapi, itu belum cukup. Kami sudah tidak bisa lagi membahas soal kans menjadi juara. Apakah Ajax layak menjadi juara? Iya. Jika menjadi juara, Anda adalah juara sesungguhnya,” tandas Van Bommel.
Ya, PSV harus bisa memangkas selisih 14 gol dari Ajax. Hanya, itu hampir mustahil dilakukan. Faktanya, kemenangan terbesar yang mampu diraih PSV pada musim ini adalah 6-0. Sementara kekalahan terparah yang dialami Ajax hanya 2-6. Sekalipun skor serupa terjadi, Ajax masih tetap juara. Seandainya takluk 2-6 dari De Graafschap, Ajax akan mencatat 117 gol dan kemasukan 37 kali atau +80.
Lalu, sekiranya menang 6-0 atas Heracles, PSV cuma membukukan 101 gol dan kebobolan 25 kali atau +76. Itu tetap lebih rendah dari torehan Ajax. Itu berarti Ajax sebentar lagi bakal terlepas dari penderitaan. Soalnya, sejak terakhir kali merajai Negeri Kincir Angin pada 2013/2014, klub yang berdiri pada 18 Maret 1900 itu selalu menjadi runner-up di setiap musim.
Ajax bahkan pernah merasakan sakit luar biasa pada edisi 2015/2016. Saat itu, mereka juga bersaing ketat dengan PSV. Agar menjadi juara, mereka hanya perlu memenangkan partai penutup kontra De Graafschap. Tapi, laga malah berakhir imbang 1-1. Alhasil, PSV yang berjaya dengan keunggulan dua poin.
Jika Ajax keluar sebagai juara, Ten Hag bisa memenuhi janjinya untuk mempersembahkan trofi Eredivisie. Pasalnya, sejak bertugas pada 28 Desember 2017, nakhoda berusia 49 tahun itu baru memenangkan Piala KNVB 2018/2019.